Kamis, 15 Januari 2015

TEHNIK MEDITASI/SEMEDI - PRIMBON JAWA

  1. Posisi badan telentang menghadap ke atas, seperti
mau tidur. Jangan ada anggota badan yang posisinya
kurang nyaman. Seluruh anggota badan “jatuh”
menempel di pembaringan tanpa ada penahanan
sedikitpun. Seluruh otot dan syaraf harus rileks atau
loss. Bisa juga dipakai posisi duduk bersila.
2. Tangan sedekap atau ’sendakep’ dengan posisi
lengan atas tetap menempel di lantai/tempat
berbaring sementara lengan bawah diletakkan di atas
dada. Jari-jari tangan saling mengunci ( jari diadu
dengan jari merapat ). Atau bisa juga agar lebih rileks,
tangan diluruskan ke bawah (arah kaki), kedua
telapak tangan menempel di paha kiri kanan sebelah
luar.
3. Mata terpejam seakan anda sedang bersiap
menidurkan diri. Bola mata tidak boleh bergerak-gerak,
tahan dalam posisi pejam dan bola mata diam tidak
bergerak, disebut meleng, meneng. Ketika
memejamkan mata ini bola mata diarahkan ke arah
puncak hidung ( mandeng puncaking grono )
4. Kaki lurus dan rileks, telapak kaki kanan
ditumpangkan di atas telapak kaki kiri disebut
sedakep suku tunggal.
Mengumpulkan atau Mengatur Pernafasan.
Tarik pelan nafas melalui hidung sampai di perut, lebih
tepatnya lagi sampai di puser. Tahan. Bawa naik ke
atas terus sampai ubun-ubun. Tahan. Baru bawa ke
bawah samapi mulut dan lepaskan. Lakukan berulang-
ulang. Bawa atau tarik naik turunnya nafas dengan
‘rasa kesadaran’. Ketika ini lidah hendaknya ditekuk ke
atas, ke ‘cethak’. Lakukan beberapa kali ulangan.
Ketika ini harus dibarengi ingat kepada Allah. Cara
praktisnya yaitu ketika menarik nafas hati menyebut
“HU” dan ketika melepas nafas hati menyebut
“ALLAH”.
Lafal HU merujuk pada ADA-Nya, atau Dzat-Nya atau
Pribadi-Nya. Sedangkan lafal ALLAH merujuk pada
Nama-Nya atau panggilan-Nya.
Kemudian pikiran dikosongkan, tidak memikirkan apa-
apa. Obyek pikir atau lebih tepatnya ‘kesadaran rasa
kita’, kita fokuskan ke arah puncak hidung ( yaitu
diantara dua mata kita ). Maka akan nampak cahaya
berpendar. Semakin terang. Kita ikuti denga kesadaran
rasa kita. seakan ada lorong yang panjang bercahaya
keperakan. Kita ikuti saja.kita rasakan
tepatnya kesadaran diri kita yang sejati sudah bebas
dari tubuh kita. laku seperti ini oleh kebanyakan
orang disebut ‘meraga sukma’ atau ngrogo sukmo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar